TUGAS
RESUME
MANAJEMEN KEUANGAN 1
Dosen
: Ratna Wijayanti DP,SE.,MM
MANAJEMEN KAS
![]() |
SITI MAKHFIDAH / 212131622
Program
Studi Akuntansi
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA GAMA LUMAJANG
BAB I
MANAJEMEN KAS
A. Pengertian
Kas
Kas dan surat berharga
merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas
adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang
disimpan dibank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening Koran. Kas
merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan
usahanya.
Surat berharga adalah
bentuk penanaman dana perusahaan dalam jangka waktu pendek yang bersifat
sementara, sehingga apabila perusahaan membutuhkan kas, maka surat berharga
akan dijual dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai koperasional
perusahaan.
Motif dalam
Menyimpan Kas
Terdapat tiga
motif dasar dalam menyimpan kas yaitu:
1.
Motif Bertransaksi (Transactions
Motive)
Motif transaksi artinya
uang kas digunakan untuk melakukan pembelian dan pembayaran,seperti pembelian barang
atau jasa, pembayaran gaji, upah utang, dan pembayaran lainnya
Kas keluar dan kas
masuk tidak selalu tersinkronisasi. Jika kas keluar > kas masuk, perusahaan
bisa menghadapi masalah likuiditas.
2. Motif Berjaga-Jaga (Precautionary Motive)
Motif berjaga-jaga, artinya uang kas digunakan untuk berjaga-jaga
sewaktu dibutuhkan uang kas untuk keperluan yang tidak terduga. Misalnya pada
saat perusahaan mengalami kerugian tertentu dan harus menutupi kerugian
tersebut sesegera mungkin.
3. Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Motif
spekulasi, artinya uang kas digunakan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang mungkin timbul diwaktu yang akan datang, seperti turunnya harga
bahan baku secara tiba-tiba akan menguntungkan perusahaan dan diperkirakan
kemungkinan akan meningkat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dalam hal ini
perusahaan akan memiliki kesempatan untuk membeli dengan uang kas yang
dimilikinya, dan menjualnya pada saat harga naik.
4. Kebutuhan saldo Kompensasi (Compensating
Balance)
sejumlah dana berupa saldo
minimum yang diputuskan untuk
tetap berada di bank dalam rekening giro, sehingga perusahaan tidak perlu membayar jasa pelayanan
tertentu kepada bank. Dengan adanya saldo ini, bank dapat meminjamkan dana
kepada nasabah dengan jangka waktu yang lebih lama. Bank akan memperoleh penghasilan
bunga yang merupakan
biaya jasa tidak
langsung yang harus dibayar
oleh nasabah tersebut
Aliran
Kas
Aliran kas
dalam perusahaan : Aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar
(cash out flow). Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu (intermittent).
• Aliran
kas masuk kontinyu (misalnya
hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang. Aliran kas masuk
intermittent (misalnya pendapatan dari peyertaan pemilik perusahaan,
penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjulan AT yang tdk terpakai).
• Aliran
kas keluar kontinyu (misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji
karyawan) Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran untuk pembayaran
dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian
AT).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya kas
1.
Adanya
penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya perusahaan melakukan
penjualan barang, baik secara tunai maupun secara kredit. Bila dilakukan secara
tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika
dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat kedepan. Perubahan tentunya akan
menyebabkan uang kas bertambah.
2.
Adanya
pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli sejumlah barang, baik
bahan baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan
berakibat mengurangi jumlah uang kas.
3.
Adanya
pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan
sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membiayai aktivitas
perusahaan, seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya
pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas akan bertambah.
4.
Adanya
pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika dalam memperoleh
sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain, maka
perusahaan tentu akan membayar angsuran pinjaman tersebut, selama beberapa
waktu , hal ini tentunya akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
5.
Adanya
pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan
penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau
pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini juga dapat terjadi bila perusahaan
hendak melakukan ekspansi kebidang usaha lainnya.
6.
Adanya
penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari
pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun
pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapat ini akan mempengaruhi
jumlah uang kas.
7.
Adanya
penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang
dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini
akan menamabah jumlah uang kas dalam periode tersebut.
8.
Dan
faktor lainnya.
Disamping faktor yang dapat
mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi
perubahan jumlah uang kas, yaitu:
1.
Adanya
penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva.
2.
Penghentian
pengguanaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat
dipakai lagi.
3.
Adanya
pembenaan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, omortisasi, deplesi (karena
biaya ini tidak memerlukan biaya kas).
4.
Adanya
pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat
ditagih lagi.
5.
Adanya
pembayaran deviden dalam bentuk saham.
6.
Adanya
penyisihan atau pembatasan pengguanaan laba.
7.
Adanya
penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.
8.
Dan
faktor lainnya.
Menentukan Kas yang Optimal
1. Model Persediaan (Model Baumol)
William Baumol (1952)
mengidentifikasikan bahwa kebutuhan
akan kas dalam perusahaan mirip
dengan pemakaian persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas
yang tinggi, perusahaan akan mengalami kehilangan kesempatan untuk
menginvestasikan dana tersebut pada kesempatan investasi yang lain yang lebih
menguntungkan (sebaliknya).
Konsep pemesanan sediaan yang paling ekonomis (EOQ/Economic
Order Quantity) bertujuan untuk meminimumkan biaya persediaan (biaya simpan
dan biaya pesan).
Persamaan
untuk EOQ (Q) = (2oS/C)1/2
Persamaan
untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k ) 1/2
D
= Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan (pertahun)
C
= Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo Kas)
F
= Biaya Tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman
k
= Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena memegang kas
Biaya
Kesempatan = ( C / 2 ) k
Biaya
Transaksi = ( D / C ) F
2. Model Miller dan Orr
Miller and Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk
dan keluar tidak konstan (berfluktuasi). Miller and Orr menentukan batas
pengendalian atas dan batas pengendalian bawah serta saldo kas yang
ditargetkan.
Rumus
yang disajikan Miller and Orr Z = [ (3 o σ2)]1/3
4i
o
= biaya tetap untuk melakukan transaski
σ2 =
variance arus kas masuk bersih harian
i
= bunga harian untuk investasi pada ssekuritas

batas
atas
cash
balance
Batas bawah
Asumsi Miller dan Orr
1. Aliran kas harian random dan sulit
diramalkan,
2. Transfer dari dan ke sekuritas cepat,
3. Tren musiman dan siklis tidak
dipertimbangkan ,
4. Biaya pembelian dan penjualan sekuritas
tetap,
5. Struktur termin tingkat bunga flat dan
tingkat bunga tidak berubah.
Untuk dapat
menggunakan model Miller-Orr, manajemen harus melakukan empat hal, yaitu:
a. Menetapkan
batas kendali bawah untuk saldo kas. Batas bawah ini dapat berhubungan
dengan marjin pengaman minimum yang ditetapkan oleh manajemen.
b. Mengestimasikan
deviasi standar dari arus kas harian.
c. Menentukan
tingkat bunga.
d. Mengestimasikan
biaya trading membeli dan menjual sekuritas atau surat berharga.
Keempat langkah ini akan memungkinkan batas atas dan titik kembali
dihitung. Miller dan Orr menguji model mereka menggunakan data sembilan bulan
dari suatu perusahaan industry yang besar. Model ini mampu menghasilkan saldo
kas harian rata-rata yang jauh lebih rendah dari pada yang digunakan
perusahaan.
Faktor Lain yang Mempengaruhi Target Saldo
Kas
ü pinjaman
- Melakukan pinjaman sepertinya lebih mahal dibandingkan menjual surat berharga
- Kebutuhan untuk meminjam akan tergantung pada keinginan manajemen untuk memegang saldo kas.
ü Saldo
Kompensasi
- Perusahaan mempunyai kas di bank sebagai kompensasi untuk pelayanan bank.
- Perusahaan besar memiliki ribuan accounts dengan beberapa lusin bank—kadang hal ini membuat lebih masuk akal untuk membiarkan kas daripada mengelola tiap account secara harian.
B.
Surat Berharga
Surat berharga atau marketable
securities, merupakan investasi perusahaan jangka pendek dalam bentuk pembelian
surat berharga. Dari investasi ini perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa
bunga, deviden atau capital againt dalam waktu tertentu. Kemudian surat
berharga ini dapat diperjualbelikan atau dicairkan pada saat perusahaan
membutuhkan dana segera. Contoh surat berharga adalah sertifikat deposito,
saham, surat berharga pasar uang, atau obligasi.
Dalam melakukan investasi disurat
berharga tidak dapat dilakukan secara serampangan, akan tetapi harus
mempertimbangkan variable-variabel yang mempengaruhinya. Hal ini dilakukan
jangan sampai perusahaan menderita kerugian dan lebih dari itu faktor jatuh
tempo saat dibutuhkan harus dipertimbangkan secara matang. Artinya, apabila
perusahaan membutuhkan dana, maka surat berharga harus siap untuk direalisasi
menjadi kas.
Beberapa jenis surat berharga
1. Akseptasi
Bank, merupakan wesel yang dikeluarkan bank dan bank berjanji untuk melakukan
pembayaran wesel sesuai jangka pendek kepada pemegang akseptasi bank sejumlah
nilai nominalnya pada saat maturitas.
2. Deposito
Berjangka, merupakan simpanan pada bank atas nama dengan jangka waktu
pencairannya 1, 3, 6 dan 12 bulan. Surat berharga ini diterbitkan atas nama dan
bunga dapat diambil tiap bulan atau pada saat jatuh tempo. Kemudian pencairan
deposito dapat dilakukan sesuai jatuh tempo.
3. Sertifikat
Deposito, merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank dengan jangka
waktu pencairannya 1, 3, 6 dan 12 bulan, baik dalam mata uang rupiah maupun
mata uang asing dengan tingkat bunga tertentu. Surat berharga ini diterbitkan
atas unjuk sehingga dapat diperjualbelikan (dipindahtangankan) setiap saat dan
bunga dapat diambil, dimuka tiap bulan atau pada saat jatuh tempo.
4. Sertifikat
Bank Indonesia, merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
dengan tingkat suku bunga tertentu. Surat berharga ini dapat diperjualbelikan.
5. Surat
Berharga Pasar Uang, merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank-bank
umum dengan tingkat suku bunga tertentu. Surat berharga pasar uang ini juga
dapat diperjualbelikan, apabila perusahaan memerlukan dana.
6. Saham,
merupakan surat tanda kepemilikan perusahaan atas nama saham yang dibelinya.
Saham dapat diperjualbelikan kepada
pihak lain. Keuntungan dari saham berupa capital againt dan deviden.
7. Obligasi,
merupakan surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta.
Pembelian obligasi akan memperoleh pendapatan berupa bunga sesuai dengan
kesepakatan dengan penerbit obligasi. Hanya saja besarnya bunga yang dibayarkan
kepada pemegang obligasi relative tetap setiap bulannya.
Untuk memilih surat
berharga harus mempertimbangkan beberapa resiko yaitu:
1.
Resiko Kegagalan
Yaitu resiko bahwa peminjam tidak mampu untuk membayar
kembali bunga dan pokok pinjaman. Jika kita membeli surat berharga yang
dikeluarkan oleh pemerintah seperti obligasi pemerintah, maka dapat dikatakan
bahwa resiko kegagalannya adalah nol. Lain halnya jika kita membeli obligasi
perusahan swasta, maka akan mengandung resiko kegagalan tertentu.
2.
Resiko Tingkat Bunga
Yaitu resiko yang terjadi sebagai sebagai akibat
perubahan tingkat bunga sehingga return yang diperoleh berubah. Sebagai contoh,
jika kita membeli obligasi pemerintah dengan harga sebesar nilai nominalnya
atau per bond, Rp1.000.0000,-, obligasi tersebut membayar bunga sebesar 9%,
jatuh tempo obligasi tersebut 25 tahun. Jika tingkat bunga naik menjadi 14,5%,
maka nilai pasar obligasi tersebut akan turun dari Rp1.000.000,- menjadi
Rp635.000,-, yang berarti kita menderita kerugian hamper 40%. Secara teoritis
semakin lama jatuh tempo surat berharga maka semakin besar resiko tingkat
bunga, sebaliknya semakin pendek jatuh temponya maka semakin kecil tingkat
bunga.
3.
Resiko Likuiditas
Yaitu resiko bahwa surat berharga atau aset tidak
dapat dijual dengan harga yang wajar. Jika kita membeli obligasi yang jarang
diperjualbelikan maka besar kemungkinan kita tidak dapat menjual obligasi
tersebut dengan harga yang wajar.
4.
Resiko inflasi
Yaitu resiko bahwa inflasi akan menurunkan daya beli
pendapatan yang kita peroleh. Resiko inflasi ini sangat penting bagi investor
secara individu maupun perusahaan. Dengan demikian pembelian surat berharga
untuk real estate dan saham biasa merupakan cara terbaik untuk mengurangi
resiko inflasi ini.
C.
Anggaran Kas (Budget Kas)
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk
suatu periode tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan
dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui kapan perusahaan mengalami
defisit dan kapan surplus.
Budget kas adalah prediksi
posisi kas untuk periode tertentu di masa mendatang. Penyusunan budget kas bagi
sebuah perusahaan sangatlah penting demi likuiditas. Dengan budget kas akan
diketahui kapan perusahaan akan dalam keadaan defisit maupun surplus karena
operasinya. Dari prediksi hendak defisit maka perencanaan penutupan defisitnya
dapat direncanakan dan dari prediksi surplus maka perencanaan penggunaannya
juga direncanakan secara efektif dan efisien. Berpijak dari untuk apa, terasa
bagaimana menyusun badget kas adalah mesti disuratkan.
Budget kas
disusun melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, memprediksi penerimaan dan
pengeluaran berbasis rencana operasional perusahaan. Tahap kedua, menyusun
proyeksi kebutuhan dana atau kredit untuk menutup defisit kas juga disusun
proyeksi pembayaran bunga. Transaksi-transaksi pada tahap ini merupakan
transaksi finansiil sedangkan pada tahap pertama tidak lain transaksi operasi.
Tahap terakhir, proyeksi penerimaan dan pengeluaran pun kembali disusun
sehingga menjadi sebuah budget kas yang final condition. Atau dengan kata lain
budget kas sebagai kombinasi transaksi operasi dan transaksi finansiil yang
mendeskripsikan prediksi penerimaan, pengeluaran kas secara keseluruhan.
Pentingnya Budget Kas
Peranan
budget kas sangat penting bagi pihak manajemen, karena budget kas dapat
memberikan informasi tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas setiap periode
operasi, sehingga dapat diketahui kapan posisi kas perusahaan dalam keadaan
surplus atau defisit.
Budget kas dapat dibedakan dalam dua
bagian:
1.
Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai, piutang yang
terkumpul, penerimaan bunga dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan
penerimaan lain
2.
Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang,
pembayaran upah buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak, dll
Tujuan
penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perush adalah mengetahui :
1.
Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan
2.
Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan
3.
Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit
kas
4.
Saat kapan kredit dibayar kembali.
Tahap penyusunan budget kas:
1.
Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil
perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional).
2.
Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau
sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena
rencana
BAB II
SOAL IKHTISAR
Soal
Kasus Model Stokhastik
Nilai
batas atas ssebesar 3 z. batas bawah Rp 0. nilai o = Rp 50.000, σ2 =
(2,3 juta)2 dan i = 12% (0.12 /365 hari)
Jawab:
Z
= [ (3 (50.000) (2.3 juta2))]1/3
4(0.12/365)
=[ (6.034) 20] 1/3
Z
= Rp 8.45 juta
Ini berarti nilai batas atas adalah 3 (8.45 juta) =
25,35 juta. Pada saat saldo kas mencapai Rp 25,35 juta, perusahaan harus merubah
Rp 16,90 juta menjadi sekuritas agar saldo kas kembali Rp 8,45 juta.
Sebaliknya saat saldo kas Rp 0, perusahaan menjual sekuritas Rp 8,45 juta agar
saldo kas kembali menjadi Rp 8,45.
Saldo
rata-rata dapat diperkirakan sebesar (z +h)/3
Daftar Pustaka
frendy.2012.Budget
Kas. (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/388/jbptunikompp
gdl-linnaismaw-19356-4-4manaje-s.pdf diakses 28 Oktober 2013).
kasmir.2010.Pengantar
Manajemen Keuangan.Jakarta: Kencana Predana Media
Group.
Ridwan. Sundjaja.2003.Manajemen Keuangan.Jakarta:Literata Lintas Media.
Sartono,Agus.2010.Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta:BPFE
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar