TUGAS
RESUME
AKUNTANSI
KEUANGAN 1
Dosen
: Ratna Wijayanti DP,SE.,MM
PEROLEHAN AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA
![]() |
SITI MAKHFIDAH / 212131622
Program
Studi Akuntansi
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA GAMA LUMAJANG
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam
operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal perusahaan. (Haryono Jusup, 2005; 153).
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yan berumur lebih
dari satu tahun yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam
perusahaan bukan untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82).
Aset
tetap adalah aset berwujud yang (Slamet Sugiri, 2009; 137) :
a. dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa
untuk direntalkan pada pihak lain,
atau untuk tujuan administratif
b.
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
1. Klasifikasi Aktiva Tetap
Aktiuva tetap biasanya digolongkan menjadi 4 kelompok
yaitu (Haryono Jusup, 2005; 155):
a.
Tanah : seperti tanah yang digunakan sebagai
tempat berdirinya gedung
perusahaan
b.
Perbaikan tanah : seperti jalan-jalan
diseputar lokasi perusahaan, tempat
parker, pagar dan
saluran air bawah tanah
c.
Gedung : seperti gedung yang digunakan untuk
kantor, toko, pabrik dan
gudang
d. Peralatan
: seperti peralatan kantor, mesin pabrik, peralatan pabrik
kendaraan
dan mebel
2. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap
Prinsip
Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.
Harga perolehan meliputi semua pengeluaran yang
diperlukan untuk mendapatkan aktiva tetap dan pengeluaran-pengeluaran lain agar
aktiva siap untuk digunakan (Haryono Jusup, 2005; 155)
Harga perolehan adalah harga beli ditambah seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperolehnya dan menyiapkan aktiva tetap tersebut
sampai siap digunakan (Wit & Erhans, 2000; 82).
Cara perolehan aktiva tetap ini akan mempengaruhi
akuntansi daripada aktiva tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya
sampai dengan aktiva tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan
diuraikan tiap cara dari perolehan aktiva tetap ini
a. Pembelian
Tunai
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pembelian
tunai akan memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan aktiva
tetap tersebut adalah harga aktiva itu sendiri ditambah dengan segala biaya
yang menyangkut padanya, seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi
dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya uji coba, dan biaya lain- lain.
Biaya- biaya di atas merupakan biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap
tersebut siap untuk digunakan dalam proses produksi.
Biaya yang dibebankan pada pembelian
tanah sebagai contoh, selain daripada harga dasar tanah itu sendiri termasuk
juga biaya- biaya seperti: komisi bagi perantara, pengukuran tanah, pematangan
tanah, penelitian, sertifikat tanah, dan biaya lain- lain yang menyangkut
pembeliannya.
Biaya yang dimaksudkan dalam
pembelian aktiva tetap lainnya, seperti bangunan, kendaraan, dan lain-lain akan
sama dengan aktiva yang disebutkan di atas yaitu biaya- biaya yang memungkinkan
aktiva tersebut siap untuk dipergunakan. Jika aktiva yang dibeli merupakan
barang bekas, selalu dibebankan pula biaya onderdil yang baru yang diperlukan,
biaya perbaikan, jika perlu biaya pengecatan dan biaya lain-lain, yang dinilai
dapat menambah nilai guna dan umur manfaat aktiva tetap tersebut sehingga dapat
dipergunakan secara maksimal
b.
Pembelian dengan Kredit
Apabila aktiva diperoleh dengan pembelian angsuran untuk
beberapa jangka waktu yang cukup lama, maka perhitungan biaya perolehannya
bergantung pada kontrak jual- belinya. Pada pembelian yang demikian selalu
dikenakan bunga, dan bunga atas pembelian angsuran tersebut dibebankan pada
biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aktiva. Dengan kata lain
perolehan aktiva tetap ini sama dengan cara perolehan aktiva tetap melalui
pembelian tunai
c. Pertukaran dengan aktiva lain
Selain dengan pembelian tunai dan
angsuran, aktiva tetap juga dapat diperoleh dengan mempertukarkan aktiva tetap
dengan suatu aktiva tetap lainnya baik yang sejenis ataupun tidak. Suatu aktiva
yang diperoleh degan tukar-tambah, harga aktiva yang baru (pengertian baru
disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai) dinilai dengan harga
pasarnya. Perbedaan harga antara aktiva yang baru dan nilai buku aktiva yang
lama akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran kedua aktiva ini.
Apabila aktiva yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari
aktiva ini adalah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan selisih harga
aktiva baru dan nilai buku aktiva lama akan merupakan keuntungan ataupun
kerugian.
d. Membuat sendiri
Adakalanya aktiva dalam perusahaan
diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya
perolehannya akan lebih rendah atau kualitas yang lebih baik daripada membeli.
Dalam hal ini, ada bermacam-macam biaya yang ditimbulkan dalam proses pembuatan
sendiri aktiva tetap, hingga aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan
perusahaan dalam proses produksi.
Ada beberapa alasan yang mendorong
perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan
dalam menjalankan operasi bisnisnya:
a.
Mamanfaatkan fasilitas yang menganggur,
b. Menghemat
biaya konstruksi,
c. Mencapai
standard kualitas konstruksi yang lebih tinggi,
d. Agar
dapat segera dioperasikan.
Dalam hal ini, biaya perolehan
aktiva tetap merupakan seluruh biaya- biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga
kerja dan biaya tidak langsung lainnya yang merupakan biaya- biaya di luar
daripada biaya operasi perusahaan sehari-hari.
e. Sewa guna usaha
Sewa guna usaha adalah setiap
kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal
untuk digunakan oleh suatu entitas usaha dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran- pembayaran secara berkala disertai hak pilih (option)
bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang- barang modal bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha setelah berakhirnya masa sewa guna.
Ada dua kemungkinan yang sering
digunakan:
a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa-
menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna
usaha tidak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.
b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi
pembelian/ penjualan (finance lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana
penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli
obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
f. Pertukaran dengan sekuritas
Perusahaan bisa mendapatkan aktiva
tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang
diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang
maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat
melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:
a. Harga
pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi,
b. Harga
pasar yang didapat.
Aktiva tetap yang diperoleh melalui
transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya terjadi dalam rangka merger atau
akuisisi.
g. Pemberian atau hadiah
Aktiva yang diperoleh sebagai
pemberian atau hadiah dari pihak lain, sebenarnya tidak memiliki pengeluaran
biaya. Kalaupun ada biaya yang dikeluarkan, biaya tesebut merupakan biaya yang
muncul dalam rangka memperolehnya dan jumlah biaya tersebut relatif kecil jika
dibandingkan dengan nilai daripada aktiva itu sendiri.
Meskipun demikian, karena aktiva ini
dipergunakan dalam operasi bisnis perusahaan, maka aktiva ini harus mempunyai
biaya perolehan dalam rangka pembebanan penyusutannya (depreciation). Pada
umumnya dalam hal ini, aktiva tetap harus dinilai biaya perolehannya dan
dibukukan sebagai aktiva tetap dengan nilai buku. Penilaian biaya perolehan ini
merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan modal.
Dalam pembukuan, hal ini diseimbangkan dengan perkiraan modal donasi (donation
capital account) pada sisi kredit
B. Depresiasi
(Penyusutan)
Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan
aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan
sistematis (Haryono Jusup, 2005; hal 162).
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya.
Depresiasi/ penyusutan bukan merupakan penilaian aktiva
tetap tetapi merupakan proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan
sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah
produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.
Akumulasi depresiasi aktiva tetap menggambarkan jumlah
depresiasi yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang
telah dihimpun.
a.
Akuntansi untuk penyusutan
Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam
penyusutan :
1.
Harga perolehan (cost)
Harga
perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan
perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.
2.
Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value)
Jumlah
yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tersebut tidak
digunakan lagi
3.
Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva
tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai
faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, kerusakan (kecuali tanah)
b.
Metode penyusutan
Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra
umum yaitu:
1.
Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
2.
Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method) atau satuan hasil
3.
Metode saldo menurun (Declining Balance Method)
4.
Metode jumlah angka tahun (Sum-of-the-Years-Digits Method)
1.
Metode Garis Lurus (Straight Line Method) Metode
ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa
fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami
tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diarik
dari penggunaannya. Metode
ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost
Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva
yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk/jasa
yang dihasilkan. Misalnya : bangunan, peralatan kantor
Rumus: Harga Perolehan - Taksiran
Nilai Residu
Estimasi
Umur Manfaat
Contoh
(1) (dipakai pada awal tahun):
Harga
perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran
nilai sisa (nilai residu) 0
Taksiran
umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 01
Jan’95
Maka
besarnya penyusutan per tahun:
20.000 - 0
5 thn
=
4.000 per tahun
Jika
dibuat tabel penyusutannya, akan nampak seperti dibawah ini:
![]() |
Beban
Penyusutan
|
![]() |
Nilai
Buku
|
0
|
20.000
|
||
1
|
4.000
|
4.000
|
16.000
|
2
|
4.000
|
8.000
|
12.000
|
3
|
4.000
|
12.000
|
8.000
|
4
|
4.000
|
16.000
|
4.000
|
5
|
4.000
|
20.000
|
0
|
Jurnal
penyusutan di tahun pertama (3 bulan) tahun1995:
31 Beban penyusutan - Mesin 1.000
Akumulasi penyusutan - Mesin 1.000
Nb: Untuk tahun ke 2
s/d ke 6 juga dibuat jurnal yang sama, nilainya diambil dari tabel penyusutan
kolom beban penyusutan.
2. Metode Unit Produksi
Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut
jumlah penggunaan aktiva.
Rumus: Harga Perolehan - Taksiran
Nilai Sisa
Estimasi
Jam Mesin
Contoh:
Harga
perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran
nilai sisa (nilai residu) 0
Estimasi
jam mesin (jam) 10.000
Maka
besarnya penyusutan per unit satu jam mesin:
20.000 - 0
Besarnya
penyusutan = -------------- = Rp 2 (penyusutan per jam )
10.000 jam
Misalkan
di tahun pertama telah digunakan sebanyak 3.000 jam maka besarnya penyusutan adalah:
Besarnya
penyusutan ditahun pertama = 3.000 jam x Rp 2 = 6.000
Jurnal
Des
31 Beban penyusutan - Mesin 6.000
Akumulasi penyusutan – Mesin 6.000
3. Metode Saldo Menurun
Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin
menurun sepanjang umur estimasi aktiva.
Dalam metode ini nilai residu (nilai sisa) tidak
diperhitungkan.
Persentase
yang digunakan adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan
untuk berbagai masa manfaat sebagai berikut:
Estimasi Masa Manfaat Dalam
Tahun
|
Tarif Garis
Lurus
|
Tarif Garis Lurus 1,5 kali
|
Tarif Garis
Lurus
2 Kali
|
4
|
25 %
|
37,5 %
|
50 %
|
5
|
20 %
|
30 %
|
40 %
|
10
|
10 %
|
15 %
|
20 %
|
20
|
5 %
|
7,5 %
|
10 %
|
Penjelasan
perhitungan
untuk
estimasi masa manfaat selama 4 tahun.
Tarif
garis lurusnya = (1/4) x 100% = 25%
Jika
memakai 1,5 kali tarif garis lurus maka = 25% x 1,5 = 37.5%
Jika
memakai 2 kali tarif garis lurus maka= 25% x 2 = 50%
Prinsip
akuntansi untuk metode saldo menurun yang dipakai adalah saldo menurun
berganda, berarti memakai 2 kali tarif garis lurus.
Contoh
(1): (dipakai pada awal tahun)
Harga
perolehan Mesin (rupiah) 20.000
Taksiran
nilai sisa (nilai residu) 0
Taksiran
umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 01
Jan’95
Sebelum
membuat tabel penyusutan, tentukan dulu tarifnya dengan cara:
2 x Tarif
Garis lurus = 2 x ((1/5) x 100%) = 2 x 20% = 40%
Table Penyusutan
![]() |
Beban
Penyusutan
|
![]() |
Nilai
Buku
|
0
|
20.000
|
||
1
|
(20.000
x 40%) = 8.000
|
8.000
|
12.000
|
2
|
(12.000
x 40%) = 4.800
|
12.800
|
7.200
|
3
|
(7.200
x 40%) = 2.880
|
15.680
|
4.320
|
4
|
(4.320
x 40%) = 1.728
|
17.408
|
2.592
|
5
|
(2.592
x 40%) = 1.037
|
18.445
|
1.555
|
4.
Metode Jumlah Angka Tahun
Beban penyusutan periodik yang stabil menurun selama
estimasi umur manfaat aktiva itu.
Pecahan
yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun pada harga pokok awal
aktiva itu dikurangi estimasi nilai residu.
Dalam
metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan rumus: (N + 1)
S= N x -----------
2
S =
Penyebut N = taksiran umur manfaat
Contoh
(1): (dipakai pada awal tahun)
Harga
perolehan Mesin (rupiah) 16.000
Taksiran
nilai sisa (nilai residu) 1.000
umur manfaat (tahun) 5
Tanggal
pemakaian 01 Jan’95
Sebelum
menghitung beban penyusutan, hitung terlebih dulu :
S = 5 * ((5 + 1) / 2)
S = 15
atau
dengan cara lain yaitu:
S = 5 + 4 + 3 + 2 + 1
S = 15
Tabel
Penyusutan
![]() |
Beban
Penyusutan
|
![]() |
Nilai
Buku
|
0
|
16.000
|
||
1
|
5.000
|
5.000
|
11.000
|
2
|
4.000
|
9.000
|
7.000
|
3
|
3.000
|
12.000
|
4.000
|
4
|
2.000
|
14.000
|
2.000
|
5
|
1.000
|
15.000
|
1.000
|
Daftar Pustaka
Oliver Francois Tambunan.2013.Perolehan Aktiva Tetap.(www. Perolehan Aktiva
Tetap
_ Oliver Francois Tambunan.html
diakses 28 Desember 2013).
2013.Modul
Aktiva Tetap.diakses 28 Desember 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar